HADIST TENTANG FITRAH
SIMPAN ALAMATNYA BIAR MUDAH DICARI,,,,,
BISA JUAGA HUUNGI SAYA KALO MAU BAHAN YANG LAIN..
082329449667
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثْنَا يَحْيَ بِنْ سَعِيْدٍ وَابْنُ أَبِيَ عَدِيٍّ
وَعَبْدُ الْوَهَّابِ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَر عَنْ عَوْفِ بْنِ أَبِي جَمِيلَةَ عَنْ
زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ قَالَ: لَمَّا قَدِمَ
رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ
النَّاسُ إِلَيْهِ. وَقِيلَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ- فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ إِلَيْهِ فَلَمَّا اسْتَبَنْتُ
وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- عَرَفْتُ أَنَّ
وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ، فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ
قَالَ: "يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ،
وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
A. Isnad Hadist
Abdullah bin Salam
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin
Salam bin Al-Harits, kalangan sahabat Kuniyah Abu Yusuf, beliau berasal dari
Madinah, wafatnya pada tahun 43 H. Komentar ulama sahabat.
Zurarah bin Aufa
Nama lengkapnya Zurarah bin Awfaa,
kalangan tabi’in pertengahan, kuniyah Abu Hajib, beliau berasal dari Bashrah,
wafatnya pada tahun 93 H. Komentar ulama Tsiqah.
Auf bin Abi Jamilah
Kalangan: Tabi’in (tidak jumpa
sahabat), Kuniyah: Abu Sahal, negeri hidup: Bashrah, wafat: 146 H, komentar
ulama: shaduuq-tsiqah.
Abdul Wahhab bin Abdul Majid bin
Ash-Shalti
Kalangan: Tabi’ut tabi’in kalangan
pertengahan, Kuniyah: Abu Muhammad, Negeri hidup: Bashrah, Wafat: 194 H,
Komentar ulama: Hafizh-Tsiqah.
Muhammad bin Ja’far
Kalangan: Tabi’ut tabi’in kalangan
biasa, Kuniyah: Abu ‘Abdillah, Negeri hidup: Bahsrah, Wafat: 193 H,, Komentar
ulama: Shaduuq-Tsiqah.
Muhammad bin Ibrahim bin Abi ‘Adi
Kalangan: Tabi’ut tabi’in kalangan
biasa, Kuniyah: Abu ‘Amru, Negeri hidup: Bashrah, Wafat: 194 H, Komentar ulama:
Tsiqah-Tsiqah.
Yahya bin Said bin Farrukh
Kalangan: Tabi’ut tabi’in kalangan
biasa, Kuniyah: Abu Sa’id, Negeri hidup: Bashrah, Wafat: 198 H, Komentar ulama:
Tsiqah hafizh-Tsiqah hafizh.
Muhammad bin Basyar bin Ustman
Kalangan: Tabi’ul atba’ kalangan
tua, Kuniyah: Abu Bakar, Negeri hidup: Bashrah, Wafat: 252 H, Komentar ulama:
Shaduuq-Hafizh.
B. Jalur Periwayatan
Berdasarkan
hasil riset/penelusuran penulis tentang hadist fitrah dari berbagai media, maka
penulis menemukan jalur periwayatan yang sama, yaitu: Abdullah bin Salam bin
Al-Harits.[5]
C. Unsur Pendidikan
1.
Menyebarkan
Salam
Dengan
menyebarkan salam, semakin kokoh kedekatan antara kaum muslimin, serta
menampakkan syi’ar mereka yang berbeda dengan para pemeluk agama lain.
2.
Memberi
Makan (Bersedekah)
Dengan
bersedekah dapat menolak bala (musibah), menjadi penyembuh/ obat (dokter) bagi
semua penyekit, menjaga harta, menjauhkan dari kebencian Allah SWT, menjadikan
antar manusia saling menyayangi, melemah lembutkan hati/mudah menerima
hidayah, menambah/memanjangkan umur.
3.
Shalat
Malam (Shalat Tahajud)
Shalat malam
atau tahajud merupakan sarana atau jalan untuk mendekatkan diri pada Allah.
Kalau seseorang sudah mencapai derajat al muqarrobun atau dekat dengan Allah,
tentu banyak fasilitas yang akan didapatnya dari Allah.
D. Prinsip-Pinsip Pendidikan
Ada beberapa
prinsip-prinsip pendidikan yang terdapat dalam hadist di atas, diantaranya:
1.
Salah
satu identitas seorang muslim untuk saling mendoakan antar sesama muslim setiap
kali bertemu yaitu dengan mengucapkan salam.
2.
Sejatinya
seorang muslim saling membantu satu sama lain, dalam bersedekah, memberikan makanan
kepada yang membutuhkan, dengan menanamkan sifat takut, syukur dan ikhlas
terhadap bersedekah.
3.
Mengajarkan
dan membiasakan muslim untuk mengingat kewajiban kepada Allah serta menunjukkan
rasa mencintai sunnah Rasul dengan mengerjakan shalat fardhu dan shalat sunat
(shalat malam). Dan shalat tahajud yang
terpancar akan membuat seseorang menjadi penuh optimis, bahagia, lapang dada,
penuh semangat, memiliki tubuh yang sehat, cerdas, dan lain sebagainya.[6]
E. Teori Pendidikan
1.
Menguhubungkan
tali silaturrahmi antar sesama muslim
2.
Menanamkan
sifat syukur, ikhlas dan takut kepada Allah.
3.
Mengembangkan
spiritual dalam diri manusia.
F. Kualitas Hadist
Hadist diatas
dikategorikan kedalam hadist yang kuat, hal ini berdasarkan sanad dan perawinya
yang tsiqah.[7]
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Sisa Musnad Sahabat Anshar,
Muasasah Risalah: Damaskus, (1416H/1996M), No Hadist 7591 dan 22668, hal.1091
Darimi, Kitab Shalat,
Keutamaan Shalat Malam, Dar Ibn Hasym: Beirut, (1421H/ 2001M), No Hadist
1424 dan 2518, hal 331
Ibnu Majah, Mendirikan Shalat dan
Sunah Yang Ada di Dalamnya, Darul Ma’rifah: Beirut Lebanon, (1416H/1996M),
No Hadist 1324 dan 3242, hal. 398
Lestari, Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Pendidikan Anak, lestari1990april.wordpress.com,
http://aufamaudy0408.blogspot.co.id/, Diakses Pada 12 Januari 2016
Sultanera, 2005, Kutub Tis’ah,
lidwaputaka.com
Turmuzi, Shalat Malam,
Darussalam: Riyadh, (1999M/1420H), No Hadist 2409, hal. 1561
[1]
Turmuzi, Shalat
Malam, Darussalam: Riyadh, (1999M/1420H), No Hadist 2409, hal. 1561
[2]Darimi,
Kitab Shalat, Keutamaan Shalat Malam, Dar Ibn Hasym: Beirut,
(1421H/ 2001M), No Hadist 1424 dan 2518, hal 331
[3]
Ibnu Majah, Mendirikan Shalat dan Sunah Yang Ada di Dalamnya, Darul
Ma’rifah: Beirut Lebanon, (1416H/1996M), No Hadist 1324 dan 3242, hal. 398
[4]
Ahmad, Sisa Musnad Sahabat Anshar, Muasasah Risalah: Damaskus,
(1416H/1996M), No Hadist 7591 dan 22668, hal.1091
[5]
Sultanera, 2005, Kutub Tis’ah, lidwaputaka.com
[6]
Lestari, Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Pendidikan Anak, lestari1990april.wordpress.com,
http://aufamaudy0408.blogspot.co.id/, Diakses Pada 12 Januari 2016
[7]
Sultanera, 2005,
Kutub Tis’ah, lidwaputaka.com
Comments
Post a Comment