Tafsir Surat Al-Imran Ayat 104 (Makalah Pascasarjana PAI)
Yang ingin mendapatkan data yang lebih lengkap hubungi :
Bpk. Junaidi 082329449667 Harga Nego?
Ustaz Muhammad Yahya 085277096521
A. PENDAHULUAN
Al-Qur'an
(ejaan KBBI: Alquran, Arab: القرآن ) adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan
puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia
dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
melalui perantaraan Malaikat Jibril; dan wahyu pertama yang diterima
oleh Nabi Muhammad adalah sebagaimana yang terdapat
dalam Al-Qur'an surat Al-'Alaq ayat 1-5.[1]
Al-Qur’an
Al-Karim merupakan kalam Ilahi yang mengandung samudera ilmu dan petunjuk.
Setiap upaya keras untuk memahaminya dengan membacanya, mempelajarinya dan
mentadaburinya merupakan bagian dari upaya meniti jalan petunjuk, bagaimana
bisa diamalkan jika paham saja tidak? Karena petunjuk tersebut merupakan cahaya
dalam kegelapan yang mesti disingkap dari segala tabir, sehingga cahayanya
menerangi jalan kita dalam kegelapan, terlebih dalam kehidupan di bawah sistem
kehidupan yang rusak saat ini.
Sesungguhnya
al-Qur’an bagaikan apa yang dituturkan dalam sya’ir:
كالبدر من حيث التَفَتَّ رأيتَه * يُهْدى إلى عينَيك نورًا ثاقبًا
كالشمس في كَبِدِ السماء وضوؤُها * يَغْشَى البلادَ مَشَارِقًا ومغاربًا
“Bagaikan rembulan
memalingkan perhatianmu memerhatikannya memancarkan kepada kedua matamu cahaya
yang kuat.”
Setiap muslim tentu menyadari bahwa Al-Qur'an
adalah kitab suci yang merupakan pedoman hidup dan dasar setiap langkah hidup.
Al-Qur'an bukan hanya sekedar mengatur hubungan antara manusia dengan Allah
SWT, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia serta dengan
lingkungannya, diantaranya adalah amar ma’ruf dan nahi mungkar.
Amar
ma’ruf nahi munkar adalah termasuk pokok agama dan tujuan utama terutusnya
para nabi yaitu untuk menyelenggarakan keduanya.[3]
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar merupakan masalah yang harus diperhatikan dengan
sebaik-baiknya, karena tanpa adanya nilai keharmonisan antar masyarakat tidak
akan tercipta suatu hubungan social yang bagus. Salah satu jalan untuk
memcapainya yaitu dengan berdakwah.
Dakwah
adalah mengajak pada perbuatan baik (amar ma’ruf) serta mencegah
perbuatan keji dan mungkar (nahi mungkar). Secara substansial-filosofis
dakwah adalah segala rekayasa dan rekadaya untuk mengubah segala bentuk
penyembahan kepada selain Allah menuju keyakinan tauhid, mengubah semua jenis
kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang lempang, yang penuh dengan
ketenangan batin dan kesejahteraan lahir berdasarkan nilai-nilai islam.[4]
Kata da’wah telah
menjadi bahasa Indonesia, dakwah, yang berarti mengajak (menyeru) untuk
mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam.[5]
Dalam bahasa Arab berakar kata dengan huruf د، ع، و (dal,
ain, dan waw) yang berarti dasar kecenderungan sesuatu
disebabkan suara dan kata-kata.[6] Dari
akar kata ini terangkai menjadi asal kata da’a–yad’u-da’watan, yang
memiliki beberapa arti di antaranya:
1. Al-da’wah ila al-tha’âm (memanggil makan).
2. Da’a lahu (berdo’a/menyeru).
3. Da’ahu fi ishlah al-Dîn (mengajak kepada kebaikan
agama). Kata da’a-yad’u-du’âan, da’wahu, berarti
menyerunya. Kemudian dari kata da’i, jamak da’ât, muannats-nya dâ’iyah,
jamak-nya dâ’iyât, berarti orang yang mengajak manusia kepada agama
yang dianutnya atau kepada mazhabnya.[7]
Secara
istilah, kata da’wah berarti menyeru atau mengajak manusia
untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan
melarang perbuatan mungkar yang dilarang oleh Allah Swt dan rasul-Nya agar
manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ini sebagaimana yang
didefinisikan oleh Syaikh Ali Mahfûzh (murid Syaikh Muhammad
‘Abduh, sebagai pencetus gagasan dan penyusunan pola ilmiah ilmu da’wah)
seperti pada kutipan berikut ini:
حث الناس على الخير و الهدى و الامر بالمعروف و
النهي عن المنكر ليفوزوا بسعادة العاجل والأجل
Artinya:
“Mendorong manusia berbuat kebaikan dan petunjuk, menyuruh berbuat ma’ruf
dan maencegah dari perbuatan yang mungkar, supaya mereka memperoleh
keberuntungan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.”[8]
Di
samping definisi di atas, Bahi al-Khuliy juga mendefinisikan da’wah,
yaitu memindahkan situasi manusia kepada situasi yang lebih baik.[9]
Sedangkan Muhammad ‘Abduh mendefinisikan da’wah dengan ishlah,
yaitu memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberi petunjuk kepada orang
mukmin untuk memeluk Islam.
Sedangkan
menurut Abdul Munir Mulkhan dalam bukunya Ideologi Gerakan Dakwah mengatakan,
bahwa dakwah adalah aktualisasi atau realisasi salah satu fungsi kodrati
seorang muslim yaitu fungsi kerisalahan berupa proses pengkondisian seorang
atau masyarakat mengetahui, memahami, mengimani dan mengamalkan Islam sebagai
ajaran dan pandangan hidup. Dengan ungkapan lain, hakekat dakwah adalah suatu
upaya untuk mengubah suatu keadaan menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut
ajaran Islam sehingga seorang atau masyarakat mengamalkan Islam sebagai ajaran
dan pandangan hidup.[10] Dakwah
juga berfungsi dalam bahasa Al- Qur’an “Litukhrijaannasa min al-zulumati ila
annur” atau memberi jalan keluar yang ideal dan solusi alternative
dari berbagai situasi yang serba gelap kepada situasi yang terang benderang. Itulah
sebabnya Allah Ta’ala menyuruh kita dalam kewajiban meneggakkan amar ma’ruf
nahi munkar yang tertera dalam beberapa ayat Al-Qur’an diantaranya surah Ali-Imran ayat 104 yang menjadi
kajian penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah tafsir temati pada program
pasca serjana STAIN Malikussaleh Lhokseumawe dengan judul “Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar Dalam Surat Al-Imran Ayat 104”.
B. PEMBAHASAN
1. Surat Al-Imran Ayat 104.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى
الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya:
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. (Qs.3:104)[11]
2. Maksud Beberapa Istilah Surat Al-Imran Ayat 104
Berkata Abu Ja’far
dalam Tafsir Thabari, Jami’ Al-Bayan ‘An Ta’wil
Al-Qur’an: ولتكم منكمayat itu berarti “wahai orang-orang
beriman”,امة berarti “jama’ah”, يدعون berarti “manusia”,
الخيرberarti “kepada Islam dan syari’atnya yang
telah disyaria’atkan oleh Allah bagi hambanya”, ويآمرون بالمعروف “diperintahkan
kepada manusia untuk mengikuti Muhammad utusan Allah
dan agamanya yang datang dari sisi Allah”,ينهون عن المنكر “melarang menjadi
kafir terhadap Allah, dan mendustakan nabi Muhammad, dan dengan apa yang datang
dengannya dari sisi Allah, dengan berjihad terhadap mereka dengan tangan dan
anggota tubuh sehingga tunduk mereka kepadamu dengan ta’at”, وَأُولَئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“orang-orang yang beruntung di sisi Allah dan
kekal mereka itu dalam surganya dan
nikmatnya”.[12]
3. Asbabun Nuzul Surat Al-Imran Ayat 104
4. Tafsiran Surat Al-Imran Ayat 104
5.
Hubungan amar ma'ruf nahi mungkar Dengan Pendidikan
6.
Praktek Kegiatan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar di Sekolah
7. Pelajaran Yang Dapat di Petik Dari Surat Al-Imran Ayat
104
C. Kesimpulan
Dalam mengarungi
lautan kehidupan di dunia ada dua hal yang tidak pernahkita sunyi darinya,
dimana kita mempunyai pilihan atas dua hal tersebut yaitu kebaikan dan disisi
lain yang disebut kemunkaran.
Mengingat bahwa
kebaikan merupakan idaman bagi semua manusia karena dengan kebaikan itu
berujung kepada kebahagian, sedangkan kemujnkaran merupakan pangkal dari
penderitaan dan kesengsaraan, maka Allah Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur
telah memberikan akal dan pikiran bagi manusia
untuk memilih satu diantara keduanya dengan menggunakan tolok ukur syari'at.
Dimana umat muslim, untuk itu mendapatkan perintah untuk berbuat baik dan
menjauhi perbuatan munkar. Untuk bagaimana dapat terciptanya kebaikan dan
dijauhinya kemunkaran tersebut, lahirlah perintah untuk melakukan anjuran untuk
berbuat baik dan meninggalkan kemunkaran yang dikenal sebagai amar ma'ruf nahi
munkar.
Dengan adanya peran
amar ma’ruf nahi munkar yang dialamatkan kepada setiap individu maupun kepada
masyarakat secara luas, maka keburukan, kerusakan dan kemudharatan tersebut
dapat ditiadakan atau diminimalisir serta sebaliknya kebaikan dan kemaslahatan
akan dapat diciptakan. Sehingga peran amar ma’ruf nahi munkar ini sangatlah
besar dirasakan manfaatnya bagi seluruh hamba Allah Yang Maha Pemurah.
Comments
Post a Comment